Tahun ini bisa dibilang tahun
keberuntungan saya. Saya mendapatkan banyak kesempatan untuk mengunjungi
tempat-tempat yang ingin saya kunjungi dari lama. Selain kesempatan dadakan ada
juga kesempatan yang benar-benar sudah terencana. Salah satunya adalah
mengunjungi Danau Talang, the place that
I’ve been put on the top 3 of my bucket list instead of Dieng and Tangkuban
Perahu. Berbeda dengan Dieng dan Tangkuban Perahu yang saya kunjungi dalam
rangka curi-curi kesempatan saat business
trip, kali ini saya benar-benar telah merencanakan untuk mengunjungi tempat
ini.
Danau Talang merupakan danau
vulkanik yang terletak di pinggang Gunung Talang. Danau ini tidak terlalu luas.
Airnya yang tenang dan lokasinya yang dikelilingi bukit membuat danau ini
terkenal dengan sebutan telaga sunyi. Danau ini terletak sekitar 5 Kilometer
dari danau kembar.
Danau Talang
Trip ini sebenarnya sudah
direncanakan tahun lalu, namun karena saya jarang pulang maka rencana-rencana
tersebut hanya sebatas wacana. Hingga akhirnya beberapa teman saya pergi tanpa
saya, membuat saya semakin panas dan semakin ingin mengunjungi tempat ini.
Beruntungnya saya bisa
memperpanjang cuti lebaran menjadi 2 minggu sehingga kemungkinan untuk trip ke
Danau Talang terwujud pun semakin besar. Mimpi itupun terwujud pada Selasa, 5 Agustus
2014.
5 Agustus 2014
Pagi-pagi sekitar jam 9, waktu
yang ditentukan untuk berangkat, saya berusaha untuk membangunkan teman saya.
Namun beberapa dari mereka tidak merespon. Saya sempat kesal dan merasa trip
kali ini akan batal namun karena saya memang sudah sangat niat untuk trip ini
sayapun berusaha terus hingga akhirnya kami semua berkumpul di rumah saya
(meeting point) jam 1 siang. 4 jam telat dari waktu yang ditentukan. Fine!!
Jam 1 siang saya dan 6 teman saya
(Albert, Depi, Hamim, Edok, Kojek dan Bang Boy) berangkat. Cuaca yang mendung
membuat saya sedikit ragu, namun demi mewujudkan keinginan untuk sampai ke
Danau Talang saya tidak peduli. Hujan sepanjang perjalananpun tidak saya
hiraukan demi bisa sampai ke Danau Talang.
Destinasi pertama adalah rumah
Alan, salah satu teman kami yang bertempat tinggal lumayan dekat dengan Danau
Talang. Sekalian silaturahmi dan menyiapkan makanan untuk dimakan nanti di
Danau tersebut.
Setelah semua perlengkapan
lengkap sekitar jam 3 sore kamipun berangkat. Untuk mencapai Danau Talang dari
Air Batumbuk (Rumah Alan) dibutuhkan sekitar hampir setengah jam perjalanan
menggunakan sepeda motor. Jalanan yang mempunyai tanjakan yang sangat terjal
dan kondisi jalanan yang rusak berat membuat kami harus ekstra hati-hati.
Melewati hijaunya kebun teh dan hutan-hutan merupakan pemandangan yang sangat
mengesankan. Ditambah lagi cuaca yang begitu dingin. I’d really love the cold weather and the green view up there.
Bang Boy dengan motor antiknya
Albert, saya dan Hamim
Motor Bang Boy yang sempat berulah karena kondisi jalan yang lumayan ekstrim
Green view along the way
Setelah melewati jalanan yang ekstrim kami memutuskan untuk memarkirkan motor di salah satu pondok warga yang berkebun disekitar sana. Sebenarnya untuk naik ke atas motor masih bisa lewat, namun karena kondisi jalan yang semakin ekstrim dan tidak mau ambil resiko the rest we walk around to reach Danau Talang.
Semangat menanjak
Local people whose just go back from their farm
Perjalanan yang semakin menanjak,
cuaca yang dingin, dan oksigen yang semakin berkurang membuat kami sedikit
kesulitan untuk mendaki. Hanya beberapa turunan yang mempermudah pendakian. Sekitar
hampir satu jam berjalan kaki akhirnya terbayarkan dengan sapaan hangat dari
Danau Talang yang terlihat dari ketinggian.
Hidden Paradise
Saya pun tidak sabar untuk segera
turun ke pinggir danau. Butuh beberapa menit untuk turun menuju pinggir danau. Turunan yang lumayan terjal membuat kami harus ekstra hati-hati.
These are several picture that we
took up there
Pinggir Danau
Dibalik semak
Crystal Clear Water
Playing in the water
Local fisherman
Seriously i would like to take my feet back again to doing this thing up there
Danau tanpa riak
Air danau yang jernih, cuaca yang
dingin pinggir danau yang curam it might
be the perfect combination to enjoy the view with a cup of hot coffee and
noodle.
Enjoy the food
Full Team
Setelah puas berfoto-foto kami
memutuskan untuk segera turun karena sudah hampir magrib. Sepanjang perjalanan
pulang tidak begitu terasa.
Kawah Gunung Talang yang mengeluarkan asap
Playing around with the biggest tongsis ever
Lets Rock!!!
Satu lagi keindahan semesta yang
tidak akan pernah saya lewatkan, “senja”. Seperti postingan-postingan saya
sebelumnya saya sangat mengagumi momen pergantian siang dan malam tersebut. Dan
saat itu di salah satu sudut gunung talang saya lagi-lagi menemukan the most beautiful view ever.
I called it the Golden Sunset.
I’ll never missed those moment
Tambah koleksi foto merekan senja
Selanjutnya, kami kembali makan
malam di Rumah Alan sebelum balik ke rumah masing-masing.
I think, only say thank you is not enough for those of you who join me
on this trip. I really got the rare experience there.
Terima kasih banyak untuk
Komunitas Gubuak Kopi (Albert, Depi, Edok, Kojek, Hamim dan Bang Boy) yang
mewujudkan salah satu mimpi saya.
And another thanks for Alan buat hostingnya. Maaf kalau kami
merepotkan xoxo
Wait for another trip
Solok, 5 Agustus 2014
No comments:
Post a Comment