Satu lagi tempat hits
di Bandung yang wajib dikunjungi adalah Tebing Keraton. Postingan ini merupakan
lanjutan dari postingan sebelumnya short
trip disela-sela business trip. Kalau
sebelumnya saya dan teman saya berburu sunrise
di Bukit Moko, selanjutnya berburu sunset
di Tebing Keraton. Walaupun sebenarnya sunrise
di Tebing Keraton” katanya” lebih bagus dari pada di Bukit Moko. Anyway, it doesn’t matter yang penting
saya bisa memanfaatkan satu hari penuh untuk jalan-jalan di dua tempat hits di Bandung.
Tentu sudah banyak yang tahu tentang Tebing Keraton dari social
media, postingan para travel blogger maupun
dari teman-teman yang sudah pernah kesana. Saya sendiri tahu tempat ini dari postingan
salah satu travel blogger sekitar
setahun yang lalu. Saat itu saya langsung ingin pergi kesana, sempat beberapa
kali planning namun gagal dan
akhirnya terwujud setahun kemudian.
Minggu sore sekitar jam 3 saya dan dua orang teman berangkat
dari Hotel Vio Surapati menuju Dago Pakar. Karena kami bertiga tidak terlalu
paham rute jalannya, kamipun menggunakan bantuan google maps. Ternyata google
maps belum sepenuhnya men-detect
lokasinya, sehingga sempat beberapa kali salah jalan. Jadilah setelah Tanya sana-sini
akhirnya sampai juga di lokasi tersebut.
Untuk masalah kendaraan kesana ada plus minusnya. Kalau naik
motor, medannya cukup berat ditambah lagi cuaca di Bandung yang sering hujan
tentu akan sedikit menyulitkan. Plusnya, kalau pakai motor kita bisa naik
hingga parkiran atas, sekitar 100 Meter dari lokasi. Kalau menggunakan mobil
tentu tidak mempermasalahkan cuaca namun, saat ini mobil sudah tidak
diperbolehkan masuk menuju parkiran atas. Disinilah tidak enaknya, warga
sekitar mencegat mobil yang mau naik kesana jadi kita dipaksa turun untuk naik
ojek. Karena saat itu saya dan teman
saya menggunakan mobil jadilah kami harus turun dan terpaksa naik ojek. Dari parkiran
bawah ke lokasi lumayan jauh, sekitar satu sampai satu setengah jam kalau mau
jalan kaki. Sebenarnya tidak masalah kalau memang suka jalan kaki, namun saat
saya kesana sudah sangat sore dan hujan makanya kami memutuskan untuk naik ojek
saja. Nah, untuk tarif ojek ke atas cukup mahal, tergantung seberapa sadis bisa
menawar. Harga yang ditawarkan awalnya satu orang Rp. 70.000,- pulang pergi, tapi
setelah tawar menawar kami hanya membayar Rp. 30.000,- pulang-pergi.
Awalnya saya sudah tidak excited
lagi. Mulai dari perjalanan yang beberapa kali salah jalan, sempat
bersitegang dengan warga yang menyuruh parkir dibawah, tawar menawar ojek, dan cuaca
yang tidak mendukung semakin membuat saya tidak bersemangat. Hingga sampailah
kami di gerbang masuk Tebing Keraton. Setelah membayar (lagi) Rp. 11.000,-
untuk tiket masuk kamipun turun menuju lokasi melewati jalanan licin dan hujan
yang masih belum saja berhenti.
And finally, semua
kekesalan dan letih diperjalanan terbayarkan oleh pemandangan yang menurut saya
sangat sangat sangat bagus. Yang paling saya sukai adalah kabut-kabut tipis
yang menghiasi hutan-hutan dibawah tebing tersebut. At that time I was thinking that I have to be here again another time.
Yep, saya belum puas hanya sebentar disana karena hari sudah sangat sore.
Another thanks to Xenia and Bapak buronan yang namanya tidak
mau disebut. See you another trip J
Tebing Keraton,
Minggu, April 12, 2015
Nice post!
ReplyDeleteSekarang sudah dipagari ya, jadi cukup aman ya. Ohya, kalau naik motor pasti bisa terus sampai atas ya? tidak perlu dipaksa parkir dibawah kan?
tengkyu muthia..
ReplyDeleteiyaa udah dipagerin jadi aman.. tp kalo mau foto di batu yg diujung tebingnya mesti naikin pagernya..
iyaaa kalo naik motor bisa kok sampe atas..
have a nice trip :)