Trip kali ini sudah saya
rencanakan setelah lebaran. Pilihannya tidak banyak, karena kali ini saya hanya
melakukan pendakian berdua dengan Faaiq. Jadinya saya memilih gunung yang
sebelumnya sudah pernah dia daki. Saya memilih gunung lawu setelah
browsing-browsing dan mempertimbangkan beberapa hal.
Jalur Cemoro Sewu |
Untuk jalur pendakian, terdapat 3
jalur resmi yaitu via Cemoro Kandang, Cemoro Sewu dan Cetho. Saya memilih
mendaki melalui Cemoro Sewu dan turun melalui Cemoro Kandang yang jaraknya cuma
sekitar 500 M.
Jakarta
Rabu, 20 September 2016
Berangkat dari Jakarta jam 22.00
menggunakan kereta bisnis dari Stasiun Senen dan tiba di Solo sekitar jam 06.50
pagi di Stasiun Solo Balapan, perjalanan cukup panjang dan bisa istirahat di
kereta. Dari stasiun cukup jalan kaki sekitar 500 meter ke terminal Tirtonadi.
Dari terminal tersebut sudah ada bus langsung menuju Tawangmangu. Perjalanan ke
Tawangmangu sekitar 2 jam. Dari Tawangmangu harus naik mini elf lagi sekitar 25
menit. (Untuk biaya dan itinerary detail di postingan berikutnya)
Ready to Long and Tiring Train Trip |
Tawangmangu
Kamis, 21 September 2016
Basecamp Cemoro Sewu 1906 MDPL
Setelah mengurus registrasi, saya
dan Faaiq memutuskan berangkat setelah dzuhur. Cuaca lumayan bersahabat saat
memulai pendakian. Nah, di basecamp ini saya bertemu dengan Mas Didi, dari
Belitung. Rencananya dia akan solo trip ke Lawu, namun akhirnya dia menjadi
teman pendakian kami.
Basecamp Cemoro Sewu |
Pos 1 Wes-wesan 2214 MDPL (1 Jam 30 Menit)
Sekitar jam 13.00 kami memulai
pendakian, oh iya jalur Cemoro Sewu ini cukup enak dan jelas, karena jalur batu yang membentuk
anak tangga. Jarak dari basecamp ke pos 1 sekitar 1.900 Meter dengan ketinggian
bertambah 308 M, jadi jalurnya masih terbilang cukup landai dengan view kiri
kanan masih hutan. Sebelum pos 1 kita akan bertemu pos bayangan, dan setelah
itu ada lagi shelter sumber air yang bernama Sumber Wesanan. Jam 14.30 kami
sampai di Pos 1. Di pos 1 ini terdiri dari shelter dan warung, namun pas kami
kesana warung tersebut sedang tutup, mungkin karna kami melakukan pendakian di
hari kerja.
Pos Bayangan Sebelum Pos 1 (Sumber Air) |
Track Menuju Pos 1 |
Pos 1 |
Pos 2 Watu Gedeg 2578 MDPL (3 Jam)
Istirahat sebentar di Pos 1 dan
perjalanan dilanjutkan menuju Pos 2. Entah karena memang jalurnya yang susah
atau karena badan saya yang udah cukup capek, perjalanan menuju pos 2 terasa
sangat panjang. Saya dan Faaiq sempat drop, untung ada mas Didi yang pada
akhirnya menjadi teman perjalanan kami sampai puncak. Jalur dari pos 1 menuju
pos 2 ini sudah lumayan menanjak. View menuju pos 2 sudah mulai bagus Jarak
tempuh menuju pos 2 dari pos 1 adalah 1.400 meter dengan ketinggian bertambah
364 meter, namun perjalanan menuju pos 2 sangat panjang karena mengitari
perbukitan, jam 17.30 kami sampai di pos 2. Sekitar 3 jam perjalanan dari pos
1. Di pos 2 juga terdapat bangunan untuk dan warung.
Disini saya mau cerita sedikit,
jadi Gunung Lawu ini terkenal sebagai tempat Petilasan, jadi jangan heran
sepanjang pendakian kita kan menemukan beberapa spot yang ada pendopo dan juga
pohon yang dibawahnya ada sesajen bunga-bungaan. Nah, di jalur menuju pos 2 ini
kami bertemu 3 orang yang katanya mau ke tempat-tempat tersebut, namun karena
minimnya informasi mereka bertiga tidak menggunakan perlengkapan yang benar,
dan tidak membawa logistik apapun.
Track Menuju Pos 2 |
View Menuju Pos 2 |
Pos 3 Watu Gede 2800 MDPL (1 Jam 30 Menit)
Dari pos 2 kami melanjutkan
perjalanan setelah adzan magrib atau sekitar jam 18.00. Menuju pos 3 jalur
semakin menanjak, karena saya jalan malam, jadi view tidak kelihatan apa-apa. Saya
sebenarnya sangat menghindari jalan malam, namun karena mempertimbangkan
beberapa hal akhirnya kamipun sepakat untuk melanjutkan hanya sampai pos 3
karena 10 menit sebelum pos 3 kami kehujanan ditambah kondisi fisik yang sudah
sangat drop. Jarak dari pos 2 ke pos 3 adalah 800 meter dengan ketinggian
bertambah 222 meter. Jam 19.30 kami sampai di pos 3. Di pos 3 ini juga terdapat
1 shelter untuk mendirikan tenda.
Ternyata di pos 3 ini sudah ada 3
orang tadi yang kami temui dijalan. Melihat kondisi mereka yang minim
perlengkapan dan belum makan apa-apa kamipun menyarankan mereka untuk istirahat
dulu semalam dan berbagi makanan. Setelah mendirikan tenda dan makan, sekitar
jam 21.00 kami memutuskan untuk istirahat dan melanjutkan perjalanan besok
pagi. Satu lagi, gunung lawu ini juga terkenal sebagai gunung paling dingin
dipulau jawa. Jadi sangat sulit rasanya saya untuk tidur karena udaranya sangat
dingin meskipun baru di ketinggian 2800an.
To be continued ~~
No comments:
Post a Comment