Pertama kali mendengar kata body
rafting yang terlintas di pikiran saya adalah berenang dan menghanyutkan diri
mengikuti arus sungai. Sama sekali tidak terpikiran bahwa nyatanya bakal
seekstrim yang saya alami di Green Canyon.
Perjalanan super mendadak ini
berawal dari ajakan salah satu teman kantor saya bude. Seminggu sebelum
berangkat dikabari dan saya langsung meng”iya”ka, padahal saat itu kondisinya
saya sedang berada di Bandung sedangkan meeting point untuk tripnya adalah dari
Plaza Semanggi di Jakarta.
Setelah melunasi down payment,
saya mulai berpikir perjalanannya adalah hari jumat malam jam 8.30 dengan
meeting point di Jakarta sedangakan jumat siang saya masih di Bandung untuk
closing meeting dengan klien artinya, paling telat jam 3 sore saya sudah harus
naik kereta dari bandung menuju Jakarta.
Sayapun mengatur strategi agar
closing meetingnya tidak extend sampai jam makan siang. Bermodal nekat, rabu
sore saya langsung booking tiket kereta jam 2.30 siang dari Bandung menuju
Jakarta. Singkatnya, meetingpun berjalan
sesuai rencana. Rencana awal setelah meeting saya langsung cabut ke stasiun,
namun kebetulan saat itu salah satu petinggi klien saya ulang tahun jadilah
saya diharuskan ikut makan siang bareng klien. Sedikit deg-degan mengingat
kalau sampai saya ketinggalan kereta, untuk kereta berikutnya saya harus
menunggu lagi sampai jam 4.30 dan kemungkinan tidak akan cukup waktu sampai di
Jakarta pada jam yang ditentukan.
Jam dua kurang, sayapun diantar
driver menuju stasiun. Macetnya jalanan kota Bandung membuat saya semakin
hopeless hingga akhirnya setelah kebut-kebutan di jalanan, sampailah saya jam
2.27 diatas kereta argo parahyangan. 3 menit sebelum kereta berangkat.
Untuk trip kali ini, saya dan
teman kantor menggunakan jasa open trip dari travel Rani Journey. Biaya trip
sendiri total Rp. 580.000,- all in. Untuk lebih detail bisa dilihat disini. Keberangkatan dari Jakarta sempat
di tunda sekitar satu jam karena menunggu salah satu teman kantor saya yang
saat itu juga dari luar kota.
Jam 21.30 berangkat dari Jakarta.
Perjalanan yang cukup panjang, karena saya dan rombongan baru sampai di tempat
wisata Green Canyon tersebut jam 8.00 pagi. Setelah sarapan dan melakukan
persiapan barulah kami menuju starting point menggunakan mobil pick up.
Open Trip from Rani Jorney |
Guha Bau (starting point)
Menuju sungainya, dari Guha Bau
kita harus berjalan turun melewati anak tangga sekitar 500 meter. Cukup waktu
untuk pemanasan sebelum body rafting. Sesampai di bawah, nanti akan
disambut dengan pintu Guha Bau dan pemandangan yang sangat indah. Tebing-tebing
dikiri kanan sungai beserta aliran sungan green canyon yang bewarna hijau,
cukup mengesankan.
Body raftingpun dimulai. Trek awal
cukup mudah, arus jeramnya masih belum terlalu deras. Menyusuri arus sungai
dengan pemandangan tebing-tebing tinggi yang menakjubkan sungguh pengalaman
pertama yang sangat mengesankan. Untuk melakukan body rafting, satu tim
maksimal lima orang. Pertim juga sudah disediakan minimal seorang guide. Cukup aman.
Ditengah-tengah perjalanan,
treknya semakin ekstrim, arus sungai semakin kuat. Cukup menakutkan. Dari yang
tadinya santai lama kelamaan semakin menegangkan. Panjang treknya sekitar 3 KM
dengan kurang lebih 5 sampai 6 jam perjalanan dan istirahat sekitar setengah
jam.
Tempat Istirahat
Setelah mengarungi arus yang deras, kaki memar-memar dan kepala saya
sering terbentur. Akhirnya sampai juga di lintasan terakhir. Karena saya
datangnya pas musim hujan, jeram terakhir menuju green canyon tidak bisa dilalui,
jadilah kami harus menaiki tebing yang curam untuk mencapai aliran terakhir.
Tempat Istirahat
Menaiki tebing yang curam dengan
hanya menggunakan pengaman seutas tali, cukup mengerikan. I felt I was near to
death at that time. Dari atas tebing, viewnya sangat mengesankan.
Trek selanjutnya menuruni tebing yang tidak kalah ekstrim hingga sampailah pada aliran terakhir. Aliran airnya sudah tidak ada jeramnya, namun cukup deras. Lintasan terkahir tersebut saya mengalami sedikit accident. Posisi saya nomor dua, satu tim saat itu 4 orang. Baru saja turun ke air, tangan kanan saya tiba-tiba kram. Saya tiba-tiba panic yang berdampak menularkan kepanikan pada teman yang lain. Karena posisinya saya masih tetap harus memegangi teman yang di depan, jadilah tangan kiri saya gunakan menahan teman saya agar tidak hanyut. Karena kami semua panic, tiba-tiba kami berempat terlepas dari pegangan guide. Saya yang tadinya panic, lama-lama pasrah terseret arus. Tangan kanan yang masih kram, ditambah lagi mulut dan hidung saya kemasukan air membuat saya lemas. Sampai akhirnya kami berempat diselamatkan oleh guide yang tadi.
Menaiki Tebing |
Menaiki Tebing dengan Pengaman Seadanya |
Dari Atas Tebing |
Trek selanjutnya menuruni tebing yang tidak kalah ekstrim hingga sampailah pada aliran terakhir. Aliran airnya sudah tidak ada jeramnya, namun cukup deras. Lintasan terkahir tersebut saya mengalami sedikit accident. Posisi saya nomor dua, satu tim saat itu 4 orang. Baru saja turun ke air, tangan kanan saya tiba-tiba kram. Saya tiba-tiba panic yang berdampak menularkan kepanikan pada teman yang lain. Karena posisinya saya masih tetap harus memegangi teman yang di depan, jadilah tangan kiri saya gunakan menahan teman saya agar tidak hanyut. Karena kami semua panic, tiba-tiba kami berempat terlepas dari pegangan guide. Saya yang tadinya panic, lama-lama pasrah terseret arus. Tangan kanan yang masih kram, ditambah lagi mulut dan hidung saya kemasukan air membuat saya lemas. Sampai akhirnya kami berempat diselamatkan oleh guide yang tadi.
Sampailah di green canyon,
selanjutnya kami harus menaiki kapal dengan kapasitas 5-6 orang untuk kembali
ke dermaga.
It was the very unforgettable jorney that i've been done so far. Thats why i called this journey as near death experience.
Thanks to Bude for the sudden trip. Thanks to Gesha, Toge and Xenia. Special thanks to Rani Journey for the trip. I really recommended Rani Journey for your travel agent.
Green Canyon,
November 29, 2014
No comments:
Post a Comment