Pengalaman kali ini sungguh sesuatu
yang bukan saya harapakan. Setelah menjajaki banyak tempat, pengamalan seperti
ini adalah hal terakhir yang mungkin terlintas, bahkan tak terpikirkan sama
sekali. Sebelumnya mungkin saya pernah mengalami beberapa kali hal yang diluar
nalar, namun tidak terlalu saya rasa-rasakan. Dan pengalaman kali ini membuat
saya semakin menyadari bahwa mereka benar-benar ada.
Pasirmanggis, setelah mengunjunginya beberapa bulan sebelumnya lalu saya berjanji
akan kesana lagi. Datanglah kesempatan pada tengah February kemarin. Seperti
tahun-tahun sebelumnya, setiap February saya dan suami memang selalu
menjadwalkan ke gunung salak karna hari ulang tahun saya di February. Kali ini
kami tidak hanya berdua, salah satu teman minta diantarkan berendam di Curug
trip pun di jadikan.
Berangkat
sabtu siang dari Jakarta. Tepat magrib kami sampai di hutan pinus area camp
ciputri. Sebelum memutuskan untuk naik ke Pasir Manggis kami makan terlebih
dahulu di warung-warung warga area parkir.
Jam
sudah menunjukkan pukul 8 kurang, saat itu seperti akan turun hujan karena
kilat dan gemuruh sudah terdengar. Kami memutuskan untuk bergegas ke area
tempat kami akan mendirikan tenda yang hanya membutuhkan 10 menit menanjak.
Benar saja tak sampai 1 menit kami tiba di tempat camp hujan langsung turun
dengan derasnya. Saya sendiri langsung
mendirikan tenda sementara suami dan teman saya memasang ply sheet untuk melindung
tenda kami dari hujan, kebetulan tempat kami camp terdapat sepasang pohon yang
terlihat seperti gapura mempermudah kami untuk mengikat tali plysheet.
Jam
9 malam tenda terpasang barang-barang sudah masuk dan kami sudah bisa
istirahat. Kalau di rumah jam 9 mungkin kami biasanya masih melakukan banyak
aktifitas tapi jam 9 saat camping itu rasanya sudah malam sekali karena tidak
ada suara bising televisi dan lainnya.
Selepas
mengobrol sebentar kami memutuskan untuk istirahat agar besok bangun pagi bisa
memasak dulu sebelum main air sepuasnya di curug. Saat itu saya tidak
berpikiran macam-macam Saya tidur di posisi paling pinggir posisi tenda
menghadap ke lapangan kecil lalu langsung semak-semak, dan saya dipinggirnya
lapangan itu. Entah kenapa saya merasa kesulitan untuk tidur, tidak mengantuk
sama sekali. Saya mencoba sebisa mungkin untuk memejamkan mata karena suami dan
teman saya sudah ngorok sahut-sahutan. Jam sudah menunjukkan tengah malam dan
gangguanpun dimulai disini.
Gangguan
Pertama
Saya
tidak mengecek jam berapa tepatnya, tapi yang pasti itu sudah lewat tengah
malam. Hujan sudah tinggal gerimis, diantara rintik gerimis tersebut tiba-tiba
saya mendengar seperti orang melangkah mengelilingi tenda kami, terdengar jelas
sekali karena kami mendirikan tenda di lapangan berumput dan banyak terdapat
genangan air. Makanya suara langkahnya terdengar sangat jelas seperti sepatu
bergesekan dengan rumput yang terendam air. Saat itu saya cuma berpikir positif
mungkin pendaki lain yang ingin mendirikan tenda di tempat itu. Ternyata
besoknya tidak ada satupun pendaki yang mendirikan tenda, hanya tenda kami
saja. Dan memang sebenarnya lokasi yang kami pilih itu agak sedikit tersembunyi
dan masih banyak yang belum tau karena posisinya didekat lapangan kecil sisi
belakang semak-semak tinggi mengarah ke kaki bukit, sebelah depannya langsung
jurang dengan view perkampungan warga inilah alasan kenapa kami memilih camp
disana karena lampu-lampu perumahan warga yang terlihat sangat bagus saat
malam. Sebelah kiri adalah lapangan tadi berbatasan langsung dengan semak-semak
tinggi dan jurang yang langsung disambut oleh angkuhnya puncak Salak 2. Sebelah
kanan adalah jalan setapak yang dikelilingi semak-semak tinggi tempat yang kami
lalui menuju area camp ini.
Gangguan
kedua
Tidak
lama setelah gangguan pertama tadi gangguan kedua muncul. Seketika suasana
hening, tidak terdengar lagi suara hujan pun suara binatang malam kuping saya
sedikit terasa aneh dengan keheningan itu. Tidak lama berselang suara binatang
malam kembali muncul, tapi entah kenapa tidak pernah saya dengar sebelumnya.
Lalu tiba-tiba dari kejauhan saya mendengar seperti suara burung bersiul.
Mungkin burung malam. Namun ada yang aneh dengan siulannya. Hhhmmm saya sedikit
bingung menjelaskan, tapi tau kan kalau bersiul itu seperti apa. Misalnya
bersiul 7 ketukan yang terdengar seperti citcitcitcit witwitwit nah malam itu
kira-kira saya mendengar seperti itu, tapi yang saya dengar 3 ketukan terakhir
nya seperti orang yang bersiul dengan suara sedikit sumbang sambil menarik
nafas berat. Saya begitu mendengar jelas tarikan nafasnya karena siulannya
semakin lama semakin mendekat ke tenda saya. Saat itu saya mulai takut dan
merasa ada yang tidak beres. (setelah subuh saya sadar siulan burung yang saya
dengar kemarin normalnya hanya 4 ketukan karena cuma 4 ketukan itu yang saya
dengar paginya, lalu siapakah yang menyahut dengan bersiul 3 ketukan itu?
Wallahualam)
Gangguan
ketiga
Saya
sadar ini sebenarnya kesalahan saya karena setelah gangguan kedua tadi saya
langsung mikir ini sudah tidak benar, pasti ada sesuatu. Saya langsung teringat
kalau saya saat itu memang sedang datang tamu bulanan. Dan parahnya saat
sebelum naik saya sempat berganti pembalut, pembalut bekas tersebut tidak saya
bersihkan terlebih dahulu langsung saya rapikan dan saya bungkus rapat2 pakai
plastic lalu saya taro di kantong jaket yang saya kenakan saat itu. Saya lupa
menaruhnya di dalam tas arena saat sampai area camp saya langsung buru-buru
mendirikan tenda. Kalian boleh bilang saya jorok tapi memang itu yang selalu
saya lakukan setiap kali datang bulan dan sedang beraktifitas di gunung. Saya
lebih baik menyimpan di dalam tas dan membawa turun kembali pembalut bekas
tersebut dari pada meninggalkan di sana. Kata orang bau amis dari wanita sedang
datang bulan memang “menarik” mereka untuk datang, ditambah lagi pembalut bekas
masih ada di kantong jaket yang saya kenakan. Saat saya sadar dengan kebodohan
saya itu tiba-tiba ada yang mencolek punggung saya dari luar tenda, posisinya
saat itu saya tidur menyamping menghadap suami saya. Punggung saya menempel ke
pintu tenda. Saya kaget dan langsung reflek balik badan. Tendanya masih
bergoyang seperti ada tangan yang mencolek saat saya mecoba memegang kosong tidak
ada apa-apa. Dan itu tidak mungkin angin karena saat mencolek punggung saya
terasa di tekan seperti ditekan dengan jari. Diluar tenda juga tidak ada
pergerakan yang aneh-aneh. Ditambah lagi tenda saya lapisan luarnya tidak
dipasang di bagian pintu tersebut jadi sedikit transparan, seharusnya kalau ada
sesuatu atau binatang diluar akan terlihat bayangannya, namun ini sama sekali
tidak ada apa-apa.
Gangguan
Keempat
Saya
semakin kesal sebenarnya yang saya mau saat itu adalah saya bisa tidur tapi
mata saya sama sekali belum terasa ngantuk. Tak lama kemudian tiba-tiba badan
saya terasa berat, yap saya ketindihan dengan posisi sadar full. Badan saya
serasa tidak bisa digerakkan, nafas saya terasa sesak dan itu lumayan lama. Saya
sebenarnya memang sering ketindihan, tetapi normalnya saat tidur. Ini bisa
dijelasin secara medis yaa disebut sleep paralysis yang merupakan sebuah
kondisi perpindahan kesadaran dari light sleep ke deep sleep. Dan biasanya saya
kalo ketindihan posisi tidurnya telentang dan setengah tertidur, bahkan
terakhir kali saya ketindihan satu atau dua minggu sebelum kejadian itu mata
saya rasa kena lem sampe minta suami saya untuk membuatkan kopi, berat sekali
ngantuknya. Namun tidak malam itu, posisi tidur saya miring dan saya sama
sekali tidak ngantuk alias 100% sadar. Setelah badan saya bisa digerakkan
kembali saya mencoba membangunkan suami saya dan bilang saya ketindihan lagi.
Saya bilang kalo dalam beberapa menit kedepan saya tidak bergerak tolong
goyang-goyangin badan saya. Apadaya punya suami gampang molor dia hanya sadar
sebentar. Benar saja tidak sampai 5 menit setelahnya saya ketindihan lagi, dan
yang paling menyebalkan ada sesuatu menempel di belakang saya yang ingin
“masuk” terasa mendorong badan saya kuat sekali, untung saat itu saya tidak
hilang akal saya istighfar dalam hati tanpa putus dan mencoba sekuat tenaga
untuk menahan sesuatu itu agar tidak masuk dan itu berlangsung cukup lama sampe
akhirnya saya bisa bergerak lagi namun punggung saya terasa sangat panas.
Saya
makin kesal saat itu, mungkin itu salah satu yang membuat sesuatu itu susah
masuk. Kondisi fisik saya cukup kuat saat itu dan saya tidak merasa takut
karena kata orang kalo sampai kita takut kita semakin lemah dan mereka makin
menyerap energy kita dan itu yang membuat mereka semakin kuat. Mungkin hal
paling buruk yang bisa saja terjadi saat
itu adalah saya kesurupan.
Setelah
itu saya benar-benar sudah pasrah dan istighfar terus agar bisa tidur. Apakah
gangguan sudah berhenti saat itu? Jawabannya belum namun tidak parah hanya
menggangu lewat mimpi saya ketika akhirnya saya bisa tertidur. Di mimpi itu
saya masih di posisi yang sama dengan waktu dan kegiatan yang sama. Tiba-tiba
suami saya ngomong “gabener nih makin banyak gangguan, baca doa
sebanyak-banyaknya” dan saat itu suami dan teman saya langsung baca ayat kursi
keras sekali sedangkan saya? Mulut saya dikunci saya ingin ikut baca tapi tidak
ada suara yang keluar, bahkan untuk baca dalam hati saya terbata-bata. Akhirnya
saya terbangun lagi dan sudah hampir azan subuh saya memutuskan untuk tidak
melanjutkan tidur. Lagi saya mendengar kicau burung kemarin namun tidak ada
lagi siulan yang menyahut dengan nafas berat. Entahlah mereka siapa atau apa.
Yang pasti semenjak kejadian itu saya semakin yakin mereka ada.
ajoqq^^com
ReplyDeletemau dapat penghasil4n dengan cara lebih mudah....
mari segera bergabung dengan kami.....
di ajoqq^^com...
segera di add Whatshapp : +855969190856