Pagi-pagi
kami dibangunkan oleh Tyo untuk menunggu sunrise, sudah jam 5 subuh namun belum
ada tanda-tanda terang di ufuk timur. Ternyata sunrise yang kami tunggu tidak
datang karena mendung menutupi Wonosobo saat itu. Hanya pemandangan Gunung
Sindoro yang tampak gagah seperti mengejek kami “Syukurin, gagal nyamperin gue
ke Praupun gadapet sunrise”. Begitulah kira-kira.
Setelah
puas foto-foto di puncak kami memasak untuk sarapan. Rasanya cukup bosan. Logistik
masih banyak namun sayang jika hanya di habiskan di Prau. Setelah berbagai
pertimbangan kami memutuskan untuk cepat-cepat turun karena 2 hal. Pertama kami
harus segera ke klinik untuk mengobati tangan Faaiq yang kena golok, robeknya
lumayan dan takut infeksi. Ke-2 kami memutuskan untuk melanjutkan pendakian ke
Puncak Sikunir yang terkenal dengan golden sunrisenya. Berharap mengobati
kekecewaan karena Cuma bisa menatap Sindoro dari kejauhan dan sunrise gagal di
Gunung Prau.
Sunrise
Camp – Basecamp Prau – 9.30 – 10.30 (1 Jam saja)
Kesel, itu
yang ada di pikiran saya waktu turun. Selain kaki saya yang sakit karena
ternyata sepatu yang saya beli tak senyaman harganya. Turun dari Gunung Prau
ini pun rasanya menyebalkan karena debu yang membuat sesak nafas. Cukup satu
jam perjalanan turun karena memang jalurnya yang curam sehingga waktu turun
menjadi sangat cepat.
Basecamp
Prau
Sampai di
basecamp prau masih setengah 11 siang. Faaiq langsung ke klinik untuk mengecek
tangannya yang kena golok. Dokterpun bilang seharusnya di jahit namun karena
lukanya sudah lebih dari 2 jam jadi dokter hanya memberikan antibiotic agar
tidak infeksi. Kami memang selalu prepare p3k yang lengkap jaga-jaga kalau ada
kejadian seperti ini biar bisa langsung di tangani.
Karena
masih hari jumat yang laki-laki pun
solat jumat terlebih dahulu, sementara saya dan Febby jaga barang di
basecamp sambil gantian mandi.
Basecamp
Prau – Basecamp Sikunir 14.30 – 15.00
(30 Menit)
Turun dari
basecamp kami menuju warung tempat istirahat hari sebelumnya, disanapun kami
minta di antar ke BC Sikunir karena tidak ada kendaraan umum menuju kesana.
Namun, harga yang dikasih bapak warung cukup mahal akhirnya kami mencari
alternative lain yaitu menyetop minibus yang kosong untuk mengantar kita
kesana. Setelah menunggu beberapa saat dan tawar menawar yang alot akhirnya
kami dapat minibus dan meminta supir tersebut untuk menjemput kami juga
keesokan harinya.
Basecamp
Sikunir – Puncak Sikunir 15:15 – 15:55 (40 menit)
Sebelum
memasuki kawasan sikunir kita terlebih dahulu melewati telaga, namanya Telaga Cebong
di desa Sembungan. Nah sebelum telaga ini bus kita di cegat di gapura, disana
kita dikenakan tiket masuk kawasan Sikunir Rp. 10,000 per orang dan ditawarkan
untuk sewa tenda, namun kami menolak karena kami membawa tenda sendiri. Sekitar
5 menit dari gapura akhirnya kami sampai di Basecamp.
Tidak ada
satu orangpun di Basecamp, warung-warung di gembok, kamar mandi di gembok,
Sikunir saat itu seperti kota mati. Karena tidak ada informasi apa-apa kami
memutuskan untuk lanjut dan kemping di puncak. Cukup 40 menit menuju Puncak
Sikunir dari Basecamp melewati anak tangga yang sudah dibangun sedemikian rupa.
Tangganyapun tidak curam.
Golden
Sunrise dan Drama Polhut Sikunir
Jam set 5 subuh,
sebelah timur sudah terlihat garis oren menyala. Menandakan sebentar lagi
matahari akan terbit. Kami bersukur sekali, keputusan kami berburu sunrise di
Sikunir tepat (ternyata hari sebelumnya sikunir juga mendung seperti di Prau).
Hutan yang tadinya hanya ada kami doang ketika siang, subuh ini dipenuhi
pendaki yang juga berburu sunrise.
Cukup puas untuk berfoto, namun ketika sedang asyik-asyik menikmati sunrise ada pengumuman dari pengeras suara yang mengatakan bahwa yang mendirikan tenda harap membongkar tendanya. Kamipun kembali ke lokasi mendirikan tenda, disana sudah ada satu orang ranger. Kami bilang bahwa kami tidak tahu bahwa disini dilarang mendirikan tenda, karena disaat kami sampai tak ada satupun penjaga yang stand by di basecamp. Bapak itupun memakluminya. Kami mulai membongkar tenda, tiba-tiba datang lagi seorang bapak yang juga ranger disana memarahi kami, mengatakan bahwa kami sangat lamban membongkar tenda. Teman saya Aldo langsung komplain bahwa kami tidak tahu dan memberikan saran untuk membuat banner bahwa dilarang camping di Sikunir. Bahkan disaat kami membayar tiket di gapurapun kami ditawarkan tenda, jadi kami menyimpulkan bahwa tidak masalah jika kami camp diasana. Aldopun bilang tadi juga sudah bicara dengan ranger sebelumnya. Tidak terima di complain bapak itu semakin marah dan mengancam-ancam bahwa akan ada polhut yang sudah menuju kesini untuk membongkar tenda, sambil acting pakai HT. Kami semua hanya tertawa dalam hati, dan pembahasan polhut sikunir inipun berlanjut menjadi bahan candaan kami.
Cukup puas untuk berfoto, namun ketika sedang asyik-asyik menikmati sunrise ada pengumuman dari pengeras suara yang mengatakan bahwa yang mendirikan tenda harap membongkar tendanya. Kamipun kembali ke lokasi mendirikan tenda, disana sudah ada satu orang ranger. Kami bilang bahwa kami tidak tahu bahwa disini dilarang mendirikan tenda, karena disaat kami sampai tak ada satupun penjaga yang stand by di basecamp. Bapak itupun memakluminya. Kami mulai membongkar tenda, tiba-tiba datang lagi seorang bapak yang juga ranger disana memarahi kami, mengatakan bahwa kami sangat lamban membongkar tenda. Teman saya Aldo langsung komplain bahwa kami tidak tahu dan memberikan saran untuk membuat banner bahwa dilarang camping di Sikunir. Bahkan disaat kami membayar tiket di gapurapun kami ditawarkan tenda, jadi kami menyimpulkan bahwa tidak masalah jika kami camp diasana. Aldopun bilang tadi juga sudah bicara dengan ranger sebelumnya. Tidak terima di complain bapak itu semakin marah dan mengancam-ancam bahwa akan ada polhut yang sudah menuju kesini untuk membongkar tenda, sambil acting pakai HT. Kami semua hanya tertawa dalam hati, dan pembahasan polhut sikunir inipun berlanjut menjadi bahan candaan kami.
Perjalanan
ditutup dengan pulang ke Jakarta menaiki bus Pahala Kencana. Waktu tempuh yang
diprediksi sekitar 11 Jam ternyata hanya 9 jam karena supir busnya sangat lihai
menyetir busnya. Kami semua tiba-tiba jadi religious di bus, sepanjang jalan
istighfar. Saya dalam hati cukup bergumam, no wonder namanya Pahala Kencana
karena tiap naik bus ini berasa dekat dengan tuhan jadi menyebut nama tuhan
terus-terusan :)
Itinerary
& Detail Cost will be posted later :)
Sikunir,
Sep 2018
AJO_QQ poker
ReplyDeletekami dari agen poker terpercaya dan terbaik di tahun ini
Deposit dan Withdraw hanya 15.000 anda sudah dapat bermain
di sini kami menyediakan 7 permainan dalam 1 aplikasi
- play aduQ
- bandar poker
- play bandarQ
- capsa sunsun
- play domino
- play poker
- sakong
di sini tempat nya Player Vs Player ( 100% No Robot) Anda Menang berapapun Kami
Bayar tanpa Maksimal Withdraw dan Tidak ada batas maksimal
withdraw dalam 1 hari.Bisa bermain di Android dan IOS,Sistem pembagian Kartu
menggunakan teknologi yang mutakhir dengan sistem Random
Permanent (acak) |
Whatshapp : +855969190856