Masih kelanjutan dari postingan
saya sebelumnya (purwokerto), kali ini trip ini disponsori oleh abang saya dan
keluarga di Purwokerto. Setelah beberapa hari merasakan istirahat dengan tenang
di Purwokerto akhirnya saya merengek lagi untuk diajak jalan-jalan. Jalan-jalan
kali ini berasa family trip, karena saya meminta abang saya untuk mengajak
keluarganya untuk ikut jalan-jalan.
Sabtu, 28 Juni 2014 kamipun
berangkat. Tujuan pertama wisata kali ini adalah “caving” di sebuah goa yang
terletak disalah satu sudut daerah Kebumen, Jawa Barat. Goa Jatijajar, namanya
masih begitu asing karena memang baru pertama kali saya dengar. Selain goa
Jepang yang terdapat di Bukittinggi, tentu saja ini wisata goa pertama saya.
Kalau goa Jepang yang memang sengaja dibuat, Goa Jatijajar ini terbentuk secara
alami, tentu sensasinya akan berbeda dari kedua tempat tersebut.
Dibutuhkan waktu kurang lebih 2
jam dari purwokerto untuk mencapai tempat tersebut. Sepanjang perjalanan tidak
membuat saya bosan karena suara ribut anak-anak kecil membuat saya seketika
merindukan rumah dan mengingat masa-masa disaat jalan-jalan denga kedua
orangtua saya. Dari kecil memang saya sudah sering diajak jalan-jalan, karena
memang kedua orangtua saya mempunyai hobby yang sama.
Setelah dua jam perjalanan
sampailah kami semua di tempat wisata tersebut. Tiket masuk juga hanya IDR 7500
– dewasa dan IDR 4000 untuk anak-anak. Sangat murah. Ada yang menarik disini,
baru berjalan beberapa langkah dari pintu masuk, saya mendengar suara-suara
musik yang agak unik. Setelah melihat sekitar, ternyata suara musik itu berasal
dari sekelompok anak-anak kecil yang sedang main di air disebuah parit dan
memukul-mukul air tersebut hingga mengeluarkan bunyi yang enak di dengar. Kreatif
J setelah meminta mereka
untuk menyanyikan beberapa lagu, saya dan orang-orang yang menonton melemparkan
koin ke dalam air tersebut sebagai reward. Tentu ini merupakan sebuah
pertunjukan yang menarik buat saya.
Untuk menuju pintu goa Jatijajar
kita harus menaiki beberapa lokasi yang dihubungkan dengan beberapa anak
tangga. Dalam lokasi tersebut juga terdapat sebuah pasar yang khusus untuk
menjual oleh-oleh seperti aksesoris-aksesoris dan baju-baju bertuliskan Goa
Jatijajar.
The Kids and their playground
Clear Water
Jalan Menuju Pintu Goa Jatijajar
Setelah menaiki anak tangga tersebut
sampailah kami di pintu goa. Beginilah kira-kira pemandangan yang bisa
dinikmati disini.
Salah satu kelebihan wisata di
daerah jawa ini yaitu mitos-mitos yang beredar disetiap tempat wisata tersebut.
Kali ini ada sebuah sungai yang mengalir di dasar goa tersebut yang jika kita
mencuci muka dengan air ini, kita akan awet muda.
Setelah puas keliling goa, pada
pintu keluar kita bisa berfoto dengan burung hantu, beo dan ular. Saat itu saya
memilih ikut foto dengan burung hantu. Hanya dengan membayar IDR 20.000 sebuah
foto sudah saya dapatkan.
Destinasi selanjutnya, adalah
pantai. My another favorite spot. Dari goa Jatijajar menuju pantai Ayah yang
merupakan pantai terdekat dari sana cuma dibutuhkan kurang lebih 30 menit
perjalanan.
Pantai Ayah memang tidak terlalu
bagus, karena terdapat muara dan ombaknya yang besar dan cukup kotor. Namun
suasana pantai yang masih sepi dan luas cukup mempuat saya merasa puas untuk
mengahabiskan waktu dengan berjalan-jalan keliling pantai.
Beginilah kira-kira penampakan
pantai Ayah
Untuk kali ini saya tidak
menemukan sunset yang saya cari. Cuaca yang tadinya cerah seketika mendung
sehingga kami memutuskan untuk pulang. Ditambah lagi malamnya nanti saya sudah
harus balik ke Jakarta.
Terima kasih Bang Andri dan Keluarga yang sudah menampung saya selama
escaping J jangan bosan-bosan untuk saya
kunjungi dan minta diantar jalan-jalan lagi.
Purwokerto, 28 Juni 2014
No comments:
Post a Comment