2016 sudah berjalan sebulan
lebih, akhirnya baru sempat nge-trip lagi. Trip kali ini berbeda sekali dari
trip-trip saya sebelumnya. That was the
trip to celebrate my 24 birthday. Dan yang bikin beda lagi ini trip
pertama bareng pacar. Proudly anounce
that i am no longer single. I met him from my last trip. Yes, trip to Gunung
Sumbing.
Berhubung hari ulang tahun saya
pas banget lagi long weekend, 7
february 2016 berangkat dari Jakarta pakai motor, tadinya rencananya berangkat
tanggal 6 balik tanggal 7 biar pergantian umur sekaligus blow the candle-nya di gunung. Tapi karena ada surprise dikit dari dia dan teman-teman (surprise gagal karena sudah ketahuan duluan) jadilah berangkat di
undur tanggal 7 dan balik tanggal 8.
Ready to Go |
Dari jakarta kita berangkat jam
7.30 sampai di Pasar Reungit jam 11 siang. Lumayan bikin pegal naik motor
dengan beban carrier di belakang. Di
Pasar Reungit tempat pendaftaran terdapat banyak air terjun, cukup bagus untuk
menghabiskan waktu bersama keluarga karena tidak perlu naik menanjak ke atas.
Setelah packing lagi dan shalat
dzuhur langsung jalan ke atas. Untuk memasuki kawasan gunung salak ini
dikenakan per orang masing-masing 25rb setelah di gerbang masuk awal juga
dikenakan 25rb (2 orang dan 1 motor). Cukup mahal mungkin karena long weekend.
Hutan Pinus |
Hari pertama memang tujuannya
hanya camping di Cigamea. Dari bawah
menuju Cigamea perkiraan waktu perjalanan adalah 2 jam. Trek gunung salak ini
lumayan bersahabat karena tidak terlalu menanjak. Namun karena Gunung Salak ini
merupakan hutan basah jadi sangat licin saat musim hujan. Sepanjang jalur naik
beberapa kali jalurnya menyusuri sungai.
Jalur Menyusuri Sungai |
Jam 3 sore sampai di Cigamea dan
langsung mendirikan tenda. Area campingnya
tidak terlalu besar, cuma cukup untuk 2 sampai 3 tenda. Dan hari itupun cuma
kami saja yang camping disana. Karena
memang kami datang saat musim hujan, setelah tenda berdiri hujan hampir
terus-terusan turun sampai malam. It was
amazing feeling to spend the day with the one you love with the sound of rain
and the smell of petrichor.
Ada Bintang di Matamu :p |
Enjoy the Smell of Petrichor |
Hari kedua, perjalanan di
lanjutkan. Rencana awal saya hanya ingin camping
saja, tidak ada itinerary khusus
untuk trip kali ini. So i came with no
expectation. Namun pacar yang memang sudah sering sekali ke salak mengajak
saya untuk tracking ke Kawah Ratu.
Hanya berjarak sekitar 30 menit dari tempat kami mendirikan tenda. Sebelum
kawah ratu, kita melewati kawah mati terlebih dahulu.
KAWAH MATI
Kawah Ratu ini letaknya di
tengah-tengah gunung, apa yang saya dapat disana sungguh luar biasa.
Pemandangan kawah yang masih mengeluarkan asap dan bau belerang yang menyengat
karena kawah ini sendiri masih sangat aktif. Terdapat beberapa aliran
sungai-sungai kecil disekitar kawah. Ada yang bewarna kuning dan ada yang
berwarna biru. It was majestic view up
there.
KAWAH RATU
SUNGAI BIRU
SUNGAI KUNING
30 menit cukup untuk menikmati
indahnya kawah ratu karena sangat bahaya bila terlalu lama mencium bau
belerang.
Perjalanan turun, memakan waktu
tidak jauh berbeda dengan perjalanan naik. Karena tracknya memang tidak banyak menanjak. Perjalanan turun menurut
saya lumayan susah, karena jalur pendakian salak yang merupakan jalur air jadi
ketika hujan traknya sangat licin. Selama perjalanan turun berkali-kali saya
kena hujan.
Jam 5 sore sampai basecamp lagi,
seperti biasa tiap kali trip yang paling saya tunggu-tunggu adalah “merekam
senja”. Tapi sayangnya karena mendung langitnya tidak terlalu bagus. But still it was unforgetable trip ever.
(gagal) Merekam Senja
Thanks to You Pacar, terima kasih
kejutan-kejutannnya dan terima kasih untuk perjalanan yang menyenangkan. Semoga
bisa sama-sama terus.
Gunung Salak, 7-8 Februari-2016
No comments:
Post a Comment