Tuesday, February 9, 2016

Short Escape; Semalam di Gunung Salak

2016 sudah berjalan sebulan lebih, akhirnya baru sempat nge-trip lagi. Trip kali ini berbeda sekali dari trip-trip saya sebelumnya. That was the trip to celebrate my 24 birthday. Dan yang bikin beda lagi ini trip pertama bareng pacar. Proudly anounce that i am no longer single. I met him from my last trip. Yes, trip to Gunung Sumbing.



Berhubung hari ulang tahun saya pas banget lagi long weekend, 7 february 2016 berangkat dari Jakarta pakai motor, tadinya rencananya berangkat tanggal 6 balik tanggal 7 biar pergantian umur sekaligus blow the candle-nya di gunung. Tapi karena ada surprise dikit dari dia dan teman-teman (surprise gagal karena sudah ketahuan duluan) jadilah berangkat di undur tanggal 7 dan balik tanggal 8.


Ready to Go



Dari jakarta kita berangkat jam 7.30 sampai di Pasar Reungit jam 11 siang. Lumayan bikin pegal naik motor dengan beban carrier di belakang. Di Pasar Reungit tempat pendaftaran terdapat banyak air terjun, cukup bagus untuk menghabiskan waktu bersama keluarga karena tidak perlu naik menanjak ke atas.

Setelah packing lagi dan shalat dzuhur langsung jalan ke atas. Untuk memasuki kawasan gunung salak ini dikenakan per orang masing-masing 25rb setelah di gerbang masuk awal juga dikenakan 25rb (2 orang dan 1 motor). Cukup mahal mungkin karena long weekend.

Hutan Pinus


Hari pertama memang tujuannya hanya camping di Cigamea. Dari bawah menuju Cigamea perkiraan waktu perjalanan adalah 2 jam. Trek gunung salak ini lumayan bersahabat karena tidak terlalu menanjak. Namun karena Gunung Salak ini merupakan hutan basah jadi sangat licin saat musim hujan. Sepanjang jalur naik beberapa kali jalurnya menyusuri sungai.

Jalur Menyusuri Sungai


Jam 3 sore sampai di Cigamea dan langsung mendirikan tenda. Area campingnya tidak terlalu besar, cuma cukup untuk 2 sampai 3 tenda. Dan hari itupun cuma kami saja yang camping disana. Karena memang kami datang saat musim hujan, setelah tenda berdiri hujan hampir terus-terusan turun sampai malam. It was amazing feeling to spend the day with the one you love with the sound of rain and the smell of petrichor.

Ada Bintang di Matamu :p

Enjoy the Smell of Petrichor

Hari kedua, perjalanan di lanjutkan. Rencana awal saya hanya ingin camping saja, tidak ada itinerary khusus untuk trip kali ini. So i came with no expectation. Namun pacar yang memang sudah sering sekali ke salak mengajak saya untuk tracking ke Kawah Ratu. Hanya berjarak sekitar 30 menit dari tempat kami mendirikan tenda. Sebelum kawah ratu, kita melewati kawah mati terlebih dahulu.

KAWAH MATI










Kawah Ratu ini letaknya di tengah-tengah gunung, apa yang saya dapat disana sungguh luar biasa. Pemandangan kawah yang masih mengeluarkan asap dan bau belerang yang menyengat karena kawah ini sendiri masih sangat aktif. Terdapat beberapa aliran sungai-sungai kecil disekitar kawah. Ada yang bewarna kuning dan ada yang berwarna biru. It was majestic view up there.

KAWAH RATU



SUNGAI BIRU






SUNGAI KUNING






30 menit cukup untuk menikmati indahnya kawah ratu karena sangat bahaya bila terlalu lama mencium bau belerang.

Perjalanan turun, memakan waktu tidak jauh berbeda dengan perjalanan naik. Karena tracknya memang tidak banyak menanjak. Perjalanan turun menurut saya lumayan susah, karena jalur pendakian salak yang merupakan jalur air jadi ketika hujan traknya sangat licin. Selama perjalanan turun berkali-kali saya kena hujan.

Jam 5 sore sampai basecamp lagi, seperti biasa tiap kali trip yang paling saya tunggu-tunggu adalah “merekam senja”. Tapi sayangnya karena mendung langitnya tidak terlalu bagus. But still it was unforgetable trip ever.

(gagal) Merekam Senja






Thanks to You Pacar, terima kasih kejutan-kejutannnya dan terima kasih untuk perjalanan yang menyenangkan. Semoga bisa sama-sama terus.

Gunung Salak, 7-8 Februari-2016

No comments:

Post a Comment