Tuesday, September 27, 2016

Summit Gunung Lawu dan Turun Via Cemoro Kandang

Jumat, 22 September 2016

Bangun subuh dan disambut dengan semburat jingga dari timur rasanya benar-benar membuat capek kemarin seharian hilang. Sebenaranya view sunrise katanya lebih bagus di pos 4, namun karena telat bangun dan memang saya tidak mau memaksakan diri takut drop lagi.

Sunrise Gunung Lawu dari Pos 3


Sunrise di Pos 3,



Shelter Pos 3 Jalur Cemoro Sewu

Siluet

Morning Tea


Pos 4 Watu Kapur 3082 MDPL (1 jam 30 Menit)
Jam 08.00 setelah packing lagi, kami berangkat menuju pos 4. Dari semua pos di jalur Cemoro Sewu, track pos 3 menuju pos 4 inilah yang paling menyiksa. Tracknya sudah terjal dengan sebelah kanan jurang. Namun beberapa spot di jalur ini dipagari beton tapi sudah banyak yang rusak. Disarankan untuk tidak cross jalur di track ini karna sangat berbahaya. View menuju pos 4 lebih bagus dan untungnya cuaca cerah. Jarak tempuh ke pos 4 adalah 850 meter dengan ketinggian  bertambah 282 meter. Jam 09.30 sampai di pos 4.

Capek saat menanjak menuju pos 4 ini akan terbayarkan oleh viewnya yang luar biasa.


View Pos 4 Cemoro Sewu



Pos 5 Jolotundo 3115 MDPL (30 Menit)

Dari pos 4 menuju pos 5 jaraknya sudah sangat dekat yaitu 150 meter dengan ketinggian bertambah 33 meter. Viewnya semakin keren, sebelum pos 5 kita akan bertemu lagi dengan sumber mata air yaitu sumur jalatundo. Sumur tersebut berada di dalam gua. Di pos 5 ini terdapat beberapa bangunan yang semuanya merupakan warung warga sekitar. Jam 10 sampai di pos 5.

Jalur setelah Pos 5 Cemoro Sewu


Sendang Drajat 3157 MDPL (15 Menit)
Sendang drajat merupakan satu lagi tempat petilasan yang terkenal yang terdapat di jalur Cemoro Sewu. Di sendang drajat ini juga terdapat mata air yang biasanya dipake para pendaki untuk bersih-bersih.

Sebelum Sendang Drajat


Warung Mbok Yem
Satu lagi keunikan gunung lawu ini adalah warung mbok Yem. Disini kita juga bisa istirahat tanpa mendirikan tenda. Sekitar jam 10.30 akhirnya kami sampai di warung mbok Yem dan memutuskan untuk istirahat sebentar sebelum summit.

Warung Mbok Yem




Puncak Hargo Dumilah 3265 MDPL
Gunung Lawu ini terdiri dari beberapa puncak, namun kami memilih puncak Hargo Dumilah sebagai puncak tertinggi, dengan ketinggian 3265 MDPL. Jam 11.30 kami melanjutkan perjalanan menuju puncak, dari warung Mbok Yem hanya dibutuhkan sekitar 30 menit menuju puncak.

Tugu Triangulasi 3265 MDPL


With Mas Didi


Ternyata gunung Lawu juga mempunyai kawah mati, view ini saya seperti flash back ke pendakian ke gunung sumbing yang juga mempunyai kawah mati seperti gunung lawu. Setelah foto-foto sebentar kami memutuskan untuk turun.

Kawah Mati Gunung Lawu 



Perjalanan Turun Via Cemoro Kandang

Setelah istirahat lagi di Mbok Yem, saya dan Faaiq turun sekitar jam 13.00, target kami adalah sampai basecamp hari ini juga, bermalam di basecamp baru turun ke Solo besok paginya. Mas didi tidak ikut turun karena dia ingin bermalam di warung Mbok Yem. Jalur cemoro kandang cukup rumit, namun landai. Jadi sebenarnya memang bagus turun melalui cemoro kandang, karena jalurnya bukan jalur batu anak tangga seperti cemoro sewu.

Bonus Rendang Mama


Pos 5 Persimpangan
Entah karena jalurnya terlalu rumit saya dan Faaiq tidak menemukan pos 5, yang kami temukan hanya plang kecil tanpa ada tulisan apa-apa. View cemoro kandang ini sangat bagus, namun saya tidak sempat berfoto sama sekali mengingat ingin mengejar waktu turun sebelum gelap. Dari Mbok yem ke Pos 5 hanya 30 menit perjalanan, dengan track naik turun.

Pos 4 Cokro Suryo
Dari pos 5 menuju pos 4 jalurnya juga masih sama, ditengah-tengah jalur nanti akan ada persimpangan ke kiri, jangan ambil jalur tersebut. Disana juga sudah ada rambu untuk tidak mengambil jalur kiri. Dari pos 5 ke pos 4 sekitar 30 menit juga. Nah di pos 4 ini terdapat 1 bangunan untuk istirahat, dan terdapat lapangan yang cukup luas untuk mendirikan tenda. Jam 14.00 sampai di pos 4.

Pos 3 Pengik
Saya rasanya sudah ingin menyerah melihat jalurnya, dari pos 4 ke pos 3 ini jalurnya sangat-sangat rumit. Jalur yang berbelok-belok mengitari perbukitan dengan lebar jalur hanya bisa dilewati untuk satu orang, ditambah lagi sepanjang jalan saya dan faaiq tidak menemukan pendaki lain disana. Untungnya jalur ini cukup banyak petunjuk, namun tetap saja terasa panjang, boring dan melelahkan. Disinipun saya sempat merasa kami tersesat, rasanya sudah melewati tempat tersebut berkali-kali, namun kami tetap terus berjalan hingga akhirnya bertemu lagi dengan sumber air yaitu Sendang Panguripan yang tandanya kami semakin dekat dengan pos 3. Dari sini pun bangunan pos 3 sudah terlihat, namun jangan senang dulu karena menuju pos 3 tersebut kami harus mengitari satu bukit lagi. Dan setelah istirahats sebentar di Sendang Panguripan akhirnya sampai di pos 3 jam 15.30.

Pos 2 Tamansari Atas
Hari sudah semakin sore, kabut semakin tebal, petir juga sudah sahut-sahutan membuat suasana semakin mencekam. Rasanya saya sudah ingin menyerah sepanjang jalan dari pos 3 menuju pos 2, namun mengingat jalurnya yang luar biasa, tidak akan bisa untuk mendirikan tenda. Ditambah lagi sepanjang perjalanan terdapat beberapa tempat yang ada rambu rawan longsor jadi dilarang untuk istirahat sepanjang jalur. Jalurnya juga luar biasa karena kita mengitari perbukitan dengan jalan setapak dan sebelah kanannya jurang yang sangat curam, jalur yang cukup horor sehingga membuat mental saya semakin drop. Fisikpun sudah semakin menurun karena lutut kanan saya sudah sangat sakit. Ditambah lagi setengah perjalanan kami kehujanan, dan tidak sempat lagi mengeluarkan jas hujan. Setengah jalan menuju pos 2 terdapat pos bayangan dengan 1 shelter untuk istirahat. Setelah berjalan sekitar 1 jam akhirnya kami sampai di pos 2, rasanya saya ingin menangis mengingat perjalanan turun yang sudah kami lewati. Di pos 2 kami memutuskan untuk kembali buka tenda, dengan pertimbangan hujan semakin deras tentunya jalurnya semakin licin. Namun, cukup membuat gambling karena kami sudah kehabisan persediaan air. Air hanya sisa setengah aqua menengah.

Sabtu, 23 September 2016
Pos 1 Tamansari Bawah

Jam 08.00 Sabtu pagi saya dan Faaiq melanjutkan perjalanan turun menuju Basecamp. Perjalanan dari pos 2 ke pos 1 hanya membutuhkan waktu sekitar 45 menit dengan track sedikit curam dan licin karena jalur air. Di Pos 1 terdapat 1 shelter untuk istirahat.

Basecamp Cemoro Kandang

Finally, jam 10 kurang saya dan Faaiq sampai di basecamp. Perjalanan panjang dan melelahkan serta penuh dengan hal-hal yang tak terduga. Untuk KTP yang dititip di basecamp Cemoro Sewu, pihak basecamp cemoro kandang bersedia untuk mengantarkan kita mengambil KTP disana. Setelah istirahat sebentar dan makan, kamipun turun menuju Solo. Satu hal lagi yang membuat saya senang adalah pada saat pendakian kami hanya bertemu beberapa orang yang mendaki, tidak sepadat saat mendakian loong weekend ke gunung slamet, sehingga tidak perlu antri dan suasana tenang dan mencekamnya masih sangat terasa.

Special Thanks to Mas Didi sebagai partner kami sepanjang jalan naik, Thanks to rombongan IAIN Solo yang mau berbagi air saat kami desperate kehabisan air dan sudah berbaik hati menawarkan untuk mengantarkan kami ke stasiun ke Terminal Tawangmangu. Salam Lestari

Detail budget dan itinerary, will be post soon yaa :)











2 comments:

  1. gunung lawu nih dingin bgt, baru nyampe cemoro sewu aja yg belum apa2 itu udh bikin menggigil

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget, di cemoro sewunya memang dingin dan selalu berkabut

      Delete