Monday, December 19, 2016

Gunung Gede - Pangrango 2958 MDPL Via Gunung Putri

Bagi yang bilang Gunung Gede Pangrango ramah buat pemula, jangan percaya. Kali ini saya akan berbagi pengalaman travelling ke Gunung Gede Pangrango Via Gunung Putri dan Turun Via Cibodas. Trip ke Gunung Gede ini termasuk salah satu trip impulsive saya, namun tidak bisa langsung jalan karena untuk naik gunung ini kita harus  terlebih dahulu mendaftar secara online. Trip ini saya rencanakan setelah saya turun dari Lawu dan ingin naik lagi. Gunung Gede merupakan pilihan yang tepat mengingat lokasinya yang sangat mudah dijangkau dari Jakarta.

Senja di Alun-alun Surya Kencana 
Untuk detail mengenai pendaftaran akan saya post di postingan selanjutnya.

Saat menukar tiket ke Cibodas saya sempat short trip ke Curug Cibereum yang berlokasi di jalur pendakian gunung gede via cibodas.

Perjalanan ke Gunung Gede

Tanggal 10 Desember saya Faaiq dan Eni berangkat dari Jakarta after office hours. Dari meeting point di tempat saya Apartemen Salemba kita naik kereta menuju stasiu Tanjung Barat. Setelah itu naik angkot menuju kampung rambutan. Dari kampung rambutan terdapat beberapa bus yang melewati gunung putri yang beroperasi 24 Jam. Kami menaiki bus marita sekitar jam 11 malam dengan tarif Rp. 28.000.

Untuk naik Gunung Gede via Gunung Putri turun bus di Pasar Cipanas. Nah, disini kita harus pintar-pintar buat nawar angkot. Karna mereka mematok harga lumayan mahal untuk naik ke atas. Saya dan tim akhirnya bergabung dengan rombongan lain yang juga akan naik menuju basecamp. Cukup membayar 15rb per orang, setelah sebelumnya ditawari 100rb bertiga untuk ke atas.

Jam 3 subuh saya sampai di Basecamp. Disini bisa istirahat di rumah penduduk untuk mengecek kembali perlengkapan dan istirahat sebelum melakukan pendakian. Niatnya kami akan melakukan pendakian jam 6 pagi, namun karena kurang istirahat dan bangun kesiangan jadinya kami baru bisa jalan sekitar jam 9 pagi.

Perjalanan dimulai
 Basecamp – Pos 1 Legok Leunca 09.00 – 10.30

Dari basecamp dibutuhkan perjalanan sekitar 1 setengah jam menuju pos 1 Legok Leunca. Jalur dari basecamp menuju pos 1 masih terbilang landai dan tidak terlalu menanjak. Nah diperjalanan menuju pos 1 saya ternyata kedatangan tamu bulanan. Lumayan merepotkan karena saya pasti selalu kram perut saat hari pertama, namun karena dibawa jalan terus kramnya cukup terdistract.

Selamat datang di Pos 1

Pos 1 Lego Leunca – Shelter 3 11.00 – 14.00

Well, jalur Gunung Putri ini cukup membingungkan karna beberapa pos sudah tidak ada tulisannya. Sekitar 3 jam (banyak istirahat) dari pos 1 menuji shelter 3 ini dengan jalur semakin menanjak. Dari keterangan penduduk setempat namanya buntut lutung tapi ada juga yang bilang lawang sekateng. Saya pun bingung, karena shelter 3 ini saya ragu apakah shelter ini pos 2 Buntut Lutung, atau pos 3 Lawang Sekateng. Shelternya terdiri dari 1 bangunan terbuka untuk istirahat.

Menuju Shelter 3 




Shelter 3 – Simpang Maleber 14.30 – 16.30

Simpang Maleber merupakan pos terakhir sebelum alun-alun surya kencana. Trek sudah tidak ada bonus lagi dan tanjakannya semakin sakit. Sepanjang jalan kami masih sering istirahat karena trek yang luar biasa. Dibutuhkan sekitar 2 jam dari shelter 3 menuju Simpang Malebar.


Simpang Maleber – Alun-alun Timur Surya Kencana 16.45 – 17.30

Tantangan terakhir sebelum alun-alun surya kencana, ada di jalur ini dengan 2 tanjakan yang luar biasa dan setelahnya jalanan landai menuju alun alun timur.

Senja di Alun-alun timur Surya Kencana

Padang Edelweis Alun-alun Timur
Alun-alun timur – Alun- alun Barat 17.30 – 18.00

Jika ingin menikmati sunrise di puncak disarankan untuk mendirikan tenda di alun-alun barat karna Cuma membutuhkan waktu sekitar 30-45 menit menuju puncak. Tapi di alun-alun timur juga bisa menikmati sunrise. Kami memutuskan untuk camp di akun-alun barat dengan pertimbangan sunrise di puncak dan langsung turun ke kandang badak. Untuk turun Via cibodas dari alun-alun surya kencana kita harus melewati puncak terlebih dahulu.


Menuju Alun-alun Barat

Kesan saya di alun-alun seperti berada ditempat asing. Kabut yang menutupi padang edelweis yang luasnya berkali-kali lapangan bola. Well, mungkin gunung gede akan menjadi gunung favorit yang nantinya akan saya datangi lagi.

To be Continued
Gunung Gede
Desember 10, 2016


4 comments: