Pagi-pagi
kami dibangunkan oleh Tyo untuk menunggu sunrise, sudah jam 5 subuh namun belum
ada tanda-tanda terang di ufuk timur. Ternyata sunrise yang kami tunggu tidak
datang karena mendung menutupi Wonosobo saat itu. Hanya pemandangan Gunung
Sindoro yang tampak gagah seperti mengejek kami “Syukurin, gagal nyamperin gue
ke Praupun gadapet sunrise”. Begitulah kira-kira.
Setelah
puas foto-foto di puncak kami memasak untuk sarapan. Rasanya cukup bosan. Logistik
masih banyak namun sayang jika hanya di habiskan di Prau. Setelah berbagai
pertimbangan kami memutuskan untuk cepat-cepat turun karena 2 hal. Pertama kami
harus segera ke klinik untuk mengobati tangan Faaiq yang kena golok, robeknya
lumayan dan takut infeksi. Ke-2 kami memutuskan untuk melanjutkan pendakian ke
Puncak Sikunir yang terkenal dengan golden sunrisenya. Berharap mengobati
kekecewaan karena Cuma bisa menatap Sindoro dari kejauhan dan sunrise gagal di
Gunung Prau.