Tuesday, May 7, 2019

Gunung Salak dan Pengalaman Mistis Pertama Kalinya

Pengalaman kali ini sungguh sesuatu yang bukan saya harapakan. Setelah menjajaki banyak tempat, pengamalan seperti ini adalah hal terakhir yang mungkin terlintas, bahkan tak terpikirkan sama sekali. Sebelumnya mungkin saya pernah mengalami beberapa kali hal yang diluar nalar, namun tidak terlalu saya rasa-rasakan. Dan pengalaman kali ini membuat saya semakin menyadari bahwa mereka benar-benar ada.

Pasirmanggis, setelah mengunjunginya beberapa bulan sebelumnya lalu saya berjanji akan kesana lagi. Datanglah kesempatan pada tengah February kemarin. Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap February saya dan suami memang selalu menjadwalkan ke gunung salak karna hari ulang tahun saya di February. Kali ini kami tidak hanya berdua, salah satu teman minta diantarkan berendam di Curug trip pun di jadikan.

Berangkat sabtu siang dari Jakarta. Tepat magrib kami sampai di hutan pinus area camp ciputri. Sebelum memutuskan untuk naik ke Pasir Manggis kami makan terlebih dahulu di warung-warung warga area parkir. 


Jam sudah menunjukkan pukul 8 kurang, saat itu seperti akan turun hujan karena kilat dan gemuruh sudah terdengar. Kami memutuskan untuk bergegas ke area tempat kami akan mendirikan tenda yang hanya membutuhkan 10 menit menanjak. Benar saja tak sampai 1 menit kami tiba di tempat camp hujan langsung turun dengan derasnya. Saya sendiri  langsung mendirikan tenda sementara suami dan teman saya memasang ply sheet untuk melindung tenda kami dari hujan, kebetulan tempat kami camp terdapat sepasang pohon yang terlihat seperti gapura mempermudah kami untuk mengikat tali plysheet.


Jam 9 malam tenda terpasang barang-barang sudah masuk dan kami sudah bisa istirahat. Kalau di rumah jam 9 mungkin kami biasanya masih melakukan banyak aktifitas tapi jam 9 saat camping itu rasanya sudah malam sekali karena tidak ada suara bising televisi dan lainnya.

Selepas mengobrol sebentar kami memutuskan untuk istirahat agar besok bangun pagi bisa memasak dulu sebelum main air sepuasnya di curug. Saat itu saya tidak berpikiran macam-macam Saya tidur di posisi paling pinggir posisi tenda menghadap ke lapangan kecil lalu langsung semak-semak, dan saya dipinggirnya lapangan itu. Entah kenapa saya merasa kesulitan untuk tidur, tidak mengantuk sama sekali. Saya mencoba sebisa mungkin untuk memejamkan mata karena suami dan teman saya sudah ngorok sahut-sahutan. Jam sudah menunjukkan tengah malam dan gangguanpun dimulai disini.
Gangguan Pertama

Saya tidak mengecek jam berapa tepatnya, tapi yang pasti itu sudah lewat tengah malam. Hujan sudah tinggal gerimis, diantara rintik gerimis tersebut tiba-tiba saya mendengar seperti orang melangkah mengelilingi tenda kami, terdengar jelas sekali karena kami mendirikan tenda di lapangan berumput dan banyak terdapat genangan air. Makanya suara langkahnya terdengar sangat jelas seperti sepatu bergesekan dengan rumput yang terendam air. Saat itu saya cuma berpikir positif mungkin pendaki lain yang ingin mendirikan tenda di tempat itu. Ternyata besoknya tidak ada satupun pendaki yang mendirikan tenda, hanya tenda kami saja. Dan memang sebenarnya lokasi yang kami pilih itu agak sedikit tersembunyi dan masih banyak yang belum tau karena posisinya didekat lapangan kecil sisi belakang semak-semak tinggi mengarah ke kaki bukit, sebelah depannya langsung jurang dengan view perkampungan warga inilah alasan kenapa kami memilih camp disana karena lampu-lampu perumahan warga yang terlihat sangat bagus saat malam. Sebelah kiri adalah lapangan tadi berbatasan langsung dengan semak-semak tinggi dan jurang yang langsung disambut oleh angkuhnya puncak Salak 2. Sebelah kanan adalah jalan setapak yang dikelilingi semak-semak tinggi tempat yang kami lalui menuju area camp ini. 

Gangguan kedua

Tidak lama setelah gangguan pertama tadi gangguan kedua muncul. Seketika suasana hening, tidak terdengar lagi suara hujan pun suara binatang malam kuping saya sedikit terasa aneh dengan keheningan itu. Tidak lama berselang suara binatang malam kembali muncul, tapi entah kenapa tidak pernah saya dengar sebelumnya. Lalu tiba-tiba dari kejauhan saya mendengar seperti suara burung bersiul. Mungkin burung malam. Namun ada yang aneh dengan siulannya. Hhhmmm saya sedikit bingung menjelaskan, tapi tau kan kalau bersiul itu seperti apa. Misalnya bersiul 7 ketukan yang terdengar seperti citcitcitcit witwitwit nah malam itu kira-kira saya mendengar seperti itu, tapi yang saya dengar 3 ketukan terakhir nya seperti orang yang bersiul dengan suara sedikit sumbang sambil menarik nafas berat. Saya begitu mendengar jelas tarikan nafasnya karena siulannya semakin lama semakin mendekat ke tenda saya. Saat itu saya mulai takut dan merasa ada yang tidak beres. (setelah subuh saya sadar siulan burung yang saya dengar kemarin normalnya hanya 4 ketukan karena cuma 4 ketukan itu yang saya dengar paginya, lalu siapakah yang menyahut dengan bersiul 3 ketukan itu? Wallahualam)

Gangguan ketiga

Saya sadar ini sebenarnya kesalahan saya karena setelah gangguan kedua tadi saya langsung mikir ini sudah tidak benar, pasti ada sesuatu. Saya langsung teringat kalau saya saat itu memang sedang datang tamu bulanan. Dan parahnya saat sebelum naik saya sempat berganti pembalut, pembalut bekas tersebut tidak saya bersihkan terlebih dahulu langsung saya rapikan dan saya bungkus rapat2 pakai plastic lalu saya taro di kantong jaket yang saya kenakan saat itu. Saya lupa menaruhnya di dalam tas arena saat sampai area camp saya langsung buru-buru mendirikan tenda. Kalian boleh bilang saya jorok tapi memang itu yang selalu saya lakukan setiap kali datang bulan dan sedang beraktifitas di gunung. Saya lebih baik menyimpan di dalam tas dan membawa turun kembali pembalut bekas tersebut dari pada meninggalkan di sana. Kata orang bau amis dari wanita sedang datang bulan memang “menarik” mereka untuk datang, ditambah lagi pembalut bekas masih ada di kantong jaket yang saya kenakan. Saat saya sadar dengan kebodohan saya itu tiba-tiba ada yang mencolek punggung saya dari luar tenda, posisinya saat itu saya tidur menyamping menghadap suami saya. Punggung saya menempel ke pintu tenda. Saya kaget dan langsung reflek balik badan. Tendanya masih bergoyang seperti ada tangan yang mencolek saat saya mecoba memegang kosong tidak ada apa-apa. Dan itu tidak mungkin angin karena saat mencolek punggung saya terasa di tekan seperti ditekan dengan jari. Diluar tenda juga tidak ada pergerakan yang aneh-aneh. Ditambah lagi tenda saya lapisan luarnya tidak dipasang di bagian pintu tersebut jadi sedikit transparan, seharusnya kalau ada sesuatu atau binatang diluar akan terlihat bayangannya, namun ini sama sekali tidak ada apa-apa.

Gangguan Keempat

Saya semakin kesal sebenarnya yang saya mau saat itu adalah saya bisa tidur tapi mata saya sama sekali belum terasa ngantuk. Tak lama kemudian tiba-tiba badan saya terasa berat, yap saya ketindihan dengan posisi sadar full. Badan saya serasa tidak bisa digerakkan, nafas saya terasa sesak dan itu lumayan lama. Saya sebenarnya memang sering ketindihan, tetapi normalnya saat tidur. Ini bisa dijelasin secara medis yaa disebut sleep paralysis yang merupakan sebuah kondisi perpindahan kesadaran dari light sleep ke deep sleep. Dan biasanya saya kalo ketindihan posisi tidurnya telentang dan setengah tertidur, bahkan terakhir kali saya ketindihan satu atau dua minggu sebelum kejadian itu mata saya rasa kena lem sampe minta suami saya untuk membuatkan kopi, berat sekali ngantuknya. Namun tidak malam itu, posisi tidur saya miring dan saya sama sekali tidak ngantuk alias 100% sadar. Setelah badan saya bisa digerakkan kembali saya mencoba membangunkan suami saya dan bilang saya ketindihan lagi. Saya bilang kalo dalam beberapa menit kedepan saya tidak bergerak tolong goyang-goyangin badan saya. Apadaya punya suami gampang molor dia hanya sadar sebentar. Benar saja tidak sampai 5 menit setelahnya saya ketindihan lagi, dan yang paling menyebalkan ada sesuatu menempel di belakang saya yang ingin “masuk” terasa mendorong badan saya kuat sekali, untung saat itu saya tidak hilang akal saya istighfar dalam hati tanpa putus dan mencoba sekuat tenaga untuk menahan sesuatu itu agar tidak masuk dan itu berlangsung cukup lama sampe akhirnya saya bisa bergerak lagi namun punggung saya terasa sangat panas.

Saya makin kesal saat itu, mungkin itu salah satu yang membuat sesuatu itu susah masuk. Kondisi fisik saya cukup kuat saat itu dan saya tidak merasa takut karena kata orang kalo sampai kita takut kita semakin lemah dan mereka makin menyerap energy kita dan itu yang membuat mereka semakin kuat. Mungkin hal paling buruk yang  bisa saja terjadi saat itu adalah saya kesurupan.

Setelah itu saya benar-benar sudah pasrah dan istighfar terus agar bisa tidur. Apakah gangguan sudah berhenti saat itu? Jawabannya belum namun tidak parah hanya menggangu lewat mimpi saya ketika akhirnya saya bisa tertidur. Di mimpi itu saya masih di posisi yang sama dengan waktu dan kegiatan yang sama. Tiba-tiba suami saya ngomong “gabener nih makin banyak gangguan, baca doa sebanyak-banyaknya” dan saat itu suami dan teman saya langsung baca ayat kursi keras sekali sedangkan saya? Mulut saya dikunci saya ingin ikut baca tapi tidak ada suara yang keluar, bahkan untuk baca dalam hati saya terbata-bata. Akhirnya saya terbangun lagi dan sudah hampir azan subuh saya memutuskan untuk tidak melanjutkan tidur. Lagi saya mendengar kicau burung kemarin namun tidak ada lagi siulan yang menyahut dengan nafas berat. Entahlah mereka siapa atau apa. Yang pasti semenjak kejadian itu saya semakin yakin mereka ada.


1 comment:

  1. ajoqq^^com
    mau dapat penghasil4n dengan cara lebih mudah....
    mari segera bergabung dengan kami.....
    di ajoqq^^com...
    segera di add Whatshapp : +855969190856

    ReplyDelete