Friday, April 17, 2015

Tebing Keraton, Bandung

Satu lagi tempat hits di Bandung yang wajib dikunjungi adalah Tebing Keraton. Postingan ini merupakan lanjutan dari postingan sebelumnya short trip disela-sela business trip. Kalau sebelumnya saya dan teman saya berburu sunrise di Bukit Moko, selanjutnya berburu sunset di Tebing Keraton. Walaupun sebenarnya sunrise di Tebing Keraton” katanya” lebih bagus dari pada di Bukit Moko. Anyway, it doesn’t matter yang penting saya bisa memanfaatkan satu hari penuh untuk jalan-jalan di dua tempat hits di Bandung.



Tentu sudah banyak yang tahu tentang Tebing Keraton dari social media, postingan para travel blogger maupun dari teman-teman yang sudah pernah kesana. Saya sendiri tahu tempat ini dari postingan salah satu travel blogger sekitar setahun yang lalu. Saat itu saya langsung ingin pergi kesana, sempat beberapa kali planning namun gagal dan akhirnya terwujud setahun kemudian.

Minggu sore sekitar jam 3 saya dan dua orang teman berangkat dari Hotel Vio Surapati menuju Dago Pakar. Karena kami bertiga tidak terlalu paham rute jalannya, kamipun menggunakan bantuan google maps. Ternyata google maps belum sepenuhnya men-detect lokasinya, sehingga sempat beberapa kali salah jalan. Jadilah setelah Tanya sana-sini akhirnya sampai juga di lokasi tersebut.

Untuk masalah kendaraan kesana ada plus minusnya. Kalau naik motor, medannya cukup berat ditambah lagi cuaca di Bandung yang sering hujan tentu akan sedikit menyulitkan. Plusnya, kalau pakai motor kita bisa naik hingga parkiran atas, sekitar 100 Meter dari lokasi. Kalau menggunakan mobil tentu tidak mempermasalahkan cuaca namun, saat ini mobil sudah tidak diperbolehkan masuk menuju parkiran atas. Disinilah tidak enaknya, warga sekitar mencegat mobil yang mau naik kesana jadi kita dipaksa turun untuk naik ojek.  Karena saat itu saya dan teman saya menggunakan mobil jadilah kami harus turun dan terpaksa naik ojek. Dari parkiran bawah ke lokasi lumayan jauh, sekitar satu sampai satu setengah jam kalau mau jalan kaki. Sebenarnya tidak masalah kalau memang suka jalan kaki, namun saat saya kesana sudah sangat sore dan hujan makanya kami memutuskan untuk naik ojek saja. Nah, untuk tarif ojek ke atas cukup mahal, tergantung seberapa sadis bisa menawar. Harga yang ditawarkan awalnya satu orang Rp. 70.000,- pulang pergi, tapi setelah tawar menawar kami hanya membayar Rp. 30.000,- pulang-pergi.

Awalnya saya sudah tidak excited lagi. Mulai dari perjalanan yang beberapa kali salah jalan, sempat bersitegang dengan warga yang menyuruh parkir dibawah, tawar menawar ojek, dan cuaca yang tidak mendukung semakin membuat saya tidak bersemangat. Hingga sampailah kami di gerbang masuk Tebing Keraton. Setelah membayar (lagi) Rp. 11.000,- untuk tiket masuk kamipun turun menuju lokasi melewati jalanan licin dan hujan yang masih belum saja berhenti.

And finally, semua kekesalan dan letih diperjalanan terbayarkan oleh pemandangan yang menurut saya sangat sangat sangat bagus. Yang paling saya sukai adalah kabut-kabut tipis yang menghiasi hutan-hutan dibawah tebing tersebut. At that time I was thinking that I have to be here again another time. Yep, saya belum puas hanya sebentar disana karena hari sudah sangat sore.
















Another thanks to Xenia and Bapak buronan yang namanya tidak mau disebut. See you another trip J
Tebing Keraton,

Minggu, April 12, 2015

2 comments:

  1. Nice post!
    Sekarang sudah dipagari ya, jadi cukup aman ya. Ohya, kalau naik motor pasti bisa terus sampai atas ya? tidak perlu dipaksa parkir dibawah kan?

    ReplyDelete
  2. tengkyu muthia..
    iyaa udah dipagerin jadi aman.. tp kalo mau foto di batu yg diujung tebingnya mesti naikin pagernya..

    iyaaa kalo naik motor bisa kok sampe atas..
    have a nice trip :)

    ReplyDelete