Pos 3 Sedelupak Roto
I woke up like this, tagline ini benar-benar cocok rasanya untuk
membanggakan kalau saya baru saja bangun tidur di hotel sejuta bintang. Walapun
malam sebelumnya tidur tentu saja tidak senyenyak dirumah namun saat bangun
subuh dan disapa gunung Sindoro dan Slamet dari seberang saat membuka tenda itu rasanya
luar biasa.
Pagi dimuai dengan foto-foto,
masak memasak dan istirahat sebentar kemudian dilanjutkan dengan packing untuk
menuju pos selanjutnya. Perjalanan masih panjang, mental dan fisikpun harus
kuat.
Pos 3 Sedelupak Roto – Pestan
kurang lebih 1 jam
Setelah semua siap perjalanan
dilanjutkan menuju pos-pos selanjutnya. Target hari kedua adalah camp di watu
kotak. Menuju watu kotak kita melewati pestan dalam Bahasa jawa pekan setan
(tidak perlu lah ya saya bahas kenapa namanya pestan). Dari sedelupak roto
menuju pestan hanya sekitar 30 menit-1 jam menanjak. Pestan itu tempat seperti
sabana yang luas namun tidak cocok untuk mendirikan tenda karena angin. Disini
kami memutuskan untuk break sebentar dan berfoto-foto.
Pestan – Pasar Watu kurang lebih
1 jam
Dari pestan menuju pasar watu
jalurpun mulai berganti. Jalur lama Garung ini sangat variatif, dari yang
awalnya ladang penduduk, hutan dengan jalur tanah, tanah gembur engkol-engkolan
dan dari pestan sampai keatas semuanya berbatu. Agak lumayan sulit karena
hujan, batu-batunya pun licin sehingga benar-benar harus berhati-hati memilih
jalan.
Sampai dipasar watu saya merasa
semangat saya kembali naik. Disini benar-benar viewnya luar biasa. Breathtaking. I don’t know how to say,
tapi saya benar-benar termotivasi untuk harus sampai puncak karena setengah
jalan saja viewnya sudah bagus
sekali, apalagi puncaknya. Walaupun kata orang gunung sumbing ini tracknya
tidak ada bonus tapi menurut saya bonus yang benar-benar bonus adalah view
sepanjang jalan. It was really hard to
believe that I was there witnessing a lil piece heaven on earth.
Dipasar watu kami memutuskan
untuk istirahat makan.
Pasar watu – watu kotak kurang lebih
1 jam
Here another torturing began, setelah mengisi kembali tenaga
perjalanan pun dilanjutkan menuju watu kotak. Sampai saat itupun perjalanan
masih sesuai target. Hingga akhirnya unpredictable
thing happen. Dengan semangat yang masih menyala-nyala watu kotakpun sudah
terlihat. Watu kotak itu batu yang sangat besar dan berbentuk kotak dan
terlihat dari jauh. Beberapa langkah lagi menuju watu kotak hujanpun turun
dengan derasnya. Disini saya kembali drop. Dari awal memang saya sudah tekankan
pada Aldo bahwa musuh utama saya adalah melawan dingin. Nah, di belakang watu
kotak ini terdapat sebuah cerukan kecil untuk berteduh. Disini pun berbagai hal
kami lakukan untuk menghangatkan badan. Mulai dari menyalakan api, tetap
menggerakkan tubuh, duduk berdempetan sampai yang paling ekstrim saya minta
digampar oleh Dira berkali-kali namun tetap saja tidak merasakan apa-apa.
Disini saya benar-benar sudah drop sekali. Hujanpun masih belum memperlihatkan
tanda-tanda berhenti. Hari semakin gelap, akhirnya rombongan cowok memutuskan
untuk segera mendirikan tenda sedikit keatas dari tempat kami berteduh.
Sedangkan kami yang cewek-cewek tetap menunggu dibawah sambil memasak. Ah ya kalo mau camp di Watu Kotak ini tempatnya terbatas, cuma ada beberapa slot di celah-celah bebatuan so you have to make sure apakah ada pendaki lain yang sudah mendirikan tenda disini agar tidak harus turun lagi untuk nge-camp.
Selalu
ada hal indah yang terjadi setelah badai. Kali ini saya diberi hadiah sama Allah dengan melukiskan saya sebuah senja yang paling bagus yang pernah saya
temui. I’ve told you right? Saya
benar-benar penggila senja sampai nanti maunya dilamar pas lagi senja. Tentu saja ini adalah hadiah yang paling indah yang
terjadi pada hari itu.
Merekam Senja
After seeing the majestic view of sunset semangat saya kembali
terisi. Tendapun sudah selesai berdiri, setelah beres-beres dan ganti baju lagi
saya dan faiq sebagai seksi permasak-masakan menjalankan tugas kami dengan
memasak semua masakan untuk makan malam dan untuk persiapan besok untuk summit
attack. Masak-memasakpun selesai jam setengah dua malam dan melanjutkan tidur
di hotel sejuta bintang untuk dibangun-kan lagi jam 3 subuh. LUAR BIASA.
To be continued
No comments:
Post a Comment