Akhirnya, setelah hampir tiga
bulan vakum dari jalan-jalan bertemu juga dengan long weekend di bulan Mei. Naik gunung merupakan pilihan yang tepat
mengisi long weekend tersebut.
Pilihan pertama jatuh pada Merbabu karena memang saya dan teman-teman yang lain
masih penasaran dengan Merbabu. Sebulan sebelum long weekend kita semua sudah
sibuk mencari tiket kereta namun full
booked. Akhirnya kami memilih alternatif ke 2 yaitu gunung Slamet karena
kami cuma bisa dapat tiket kereta ke Purwokerto.
View dari Pos 1 Pondon Gembirung |
Rabu, 4 Mei 2016
Berangkat dari Jakarta
menggunakan kereta Serayu pagi (satu-satunya kereta yang masih tersedia banyak
bangku kosong), 12 jam perjalanan cukup melelahkan. Tim Slamet (Saya, Faaiq,
Aldo, Mangku, Tyo, Mellie) formasinya masih sama dengan tim Sumbing tapi kurang
1 orang (Dira) karena mendadak ada urusan. Jadilah kami berangkat 6 orang dari
Jakarta.
Stasiun Senen |
Dari stasiun Purwokerto menuju
basecamp jalur Bambangan kami berangkat menggunakan elf (biaya dan cp menyusul
di detail). Sekitar 1-2 jam perjalanan akhirnya sampai juga di basecamp sekitar jam 11 malam.
Kami memutuskan untuk berangkat subuh karena memang menghindari
berjalan malam. Dan bisa istirahat dulu di basecamp sebelum memulai pendakian.
Jalur Bambangan ini merupakan jalur umum yang dipakai untuk mendaki. Karena
memang kami mendaki saat long weekend,
hari rabupun basecamp sudah penuh
dengan pendaki lain.
Kamis, 5 Mei 2016
Jam setengah 6 pagi berangkat
dari basecamp. Disini kondisi saya sempat drop. Saya tidak bisa tidur semalaman
karena sinus saya kambuh saat di basecamp.
Jadilah pendakian kali ini merupakan pendakian saya yang paling parah dan
melelahkan.
Basecamp – Pos 1 Pondok Gembirung
Dari basecamp menuju pos 1 kita akan melewati gerbang dengan tulisan
“Gerbang Pendakian Gunung Slamet”. Dari plang tersebut ambil jalur kanan
melewati ladang warga. Setelah melewati ladang terdapat hutan pinus. Jalur
terus menanjak.
Gerbang Pendakian |
Sebelum pos 1 terdapat warung-warung yang bisa dipakai untuk
istirahat. Dari warung track masih terus menanjak melewati hutan pinus. Normaly, dari basecamp menuju pos 1
memakan waktu 2 jam.
Tapi karena saat pendakian kondisi saya drop, saya butuh 3
jam sendiri menuju pos 1. View dari pos 1 sudah sangat bagus. Di pos 1 ini
terdapat sebuah pondok untuk pendaki beristirahat. Di pos 1 juga terdapat
warung.
Shelter di Pos 1 |
Depan Warung Pos 1 |
Pos 1 – pos 2 Pondok Walang
Pos 2 Pondok Walang sudah
memasuki ketinggian 2256 MDPL. Dari pos 1 menuju pos 2 jalur setapak yang
semakin semakin menanjak melewati hutan basah. Dari pos 1 menuju pos 2
normalnya juga kurang lebih 2 jam. Dan lagi-lagi saya membutuhkan waktu 3 jam
menuju pos 2. Di pos 2 rasanya saya sudah sangat drop karena kurang tidur
sehingga saya istirahat cukup lama. 4 orang tim saya sudah duluan naik ke atas.
Saya, Faaiq dan Mangku paling belakang. View pos 2 masih hutan. Oh iya, di pos
2 juga ada beberapa warung.
Warung di Pos 2 |
Track menuju pos 3 |
Pos 2 – Pos 3 Pondok Cemara
Dari pos 2 menuju pos 3 jalur
semakin menanjak. Jalur masih hutan dan jalan setapak. Dari pos 2 ke pos 3
kondisi saya sudah mulai stabil karena di pos 2 sempat dikasih kopi pahit tanpa
gula oleh Faaiq. Kopinya lumayan membantu sehingga efek tidak tidur semalaman
sudah tidak begitu berasa. 1-1,5 jam waktu yang dibutuhkan untuk menuju pos 3.
Pos 3 masih view hutan dan juga ada warga yang buka warung di pos 3.
Warung di Pos 3 |
Pos 3 – Pos 4 Samarantu
Pos 3 menuju pos 4 jalur masih
sama-sama menanjak. Bagi yang sudah pernah ke Slamet pasti tahu kenapa pos
tersebut dinamakan Samarantu. Katanya sih di pos 4 memang ada penunggunya. Pos
3 menuju pos 4 membutuhkan waktu sekitar 30-45 menit. Pos 4 ini masih ditengah-tengah
hutan dan terdapat beberapa pohon-pohon besar yang tumbang.
Pos 4 |
Pos 4 Menuju Pos 5 |
Pos 4- pos 5 Samyang Rangkah
Dari pos 4 menuju pos 5 tidak
terlalu jauh. Sekitar 30 menit menuju pos 5. Namun disini saya kembali drop.
Kaki kanan saya kram sehingga saya kembali istirahat lama di jalur menuju pos
5. 30 menit yang harusnya sampai namun karena saya istirahat lama jadilah saya
dan Faaiq sampai setelah 2 jam. Di pos 5 ini sangat ramai karena dekat dengan
sumber air. Di pos 5 juga banyak warga yang jualan dan juga terdapat satu
bangunan untuk pendaki istirahat. Karena sudah jam 4 sore saya dan teman yang
lain memutuskan untuk memasak dulu di pos 5. Sedangkan Aldo disusul Mellie
sudah duluan ke pos 7 untuk mencari lapak mendirikan tenda karena memang
kondisi saat itu semua pos penuh oleh tenda pendaki lain.
Di dalam Shelter Pos 5 |
Pos 5 – Pos 6 Samyang
Ketebonan
Setelah shalat Magrib, sekitar
jam 7 malam kamipun menyusul Aldo dan Mellie ke pos 7. Dari pos 5 ke pos 6
jalur semakin menanjak tapi jaraknya tidak terlalu jauh. Plang petunjuk pos 6
tidak terlalu terlihat dan tidak seluas pos-pos lainnya. 30 menit dari pos 5
menuju pos 6.
Pos 6 – Pos 7 Samyang Kendit
Pos 7 merupakan pos yang ideal
untuk mendirikan tenda. Di pos 7 ini ketinggiannya sudah 3040 MDPL. Dan disini
kita juga bisa menikmati sunrise. Selain itu dari pos 7 tidak terlalu jauh
untuk summit. Di pos 7 juga terdapat 1 bangunan untuk istirahat. Dibangunan
tersebut juga ada warga yang berjualan. Sekitar jam 8 malam sayapun sampai di
pos 7. Ini merupakan pendakian saya yang paling parah. Dari pos 1 ke pos 7 saya
membutuhkan waktu 14 jam (termasuk istirahat) :) -__-.
Shelter pos 7 |
To be continued
No comments:
Post a Comment